MATA DITUTUP: TokohPPLP Ajikoesoemo mengendarai sepeda motor dengan mata ditutup ''

MATA DITUTUP: Tokoh Paguyuban Petani Lahan Pantai (PPLP) Kulonprogo, Ajikoesoemo mengendarai sepeda motor dengan mata dan wajah ditutup kain hitam dalam aksi “Melihat rakyat dengan Hati” dari Mapolda DIY di jalan Lingkar Utara hingga DPRD Provinsi DIY di jalan Malioboro. Jogja, Senin (9/7). Aksi ala Limbad ini mendapingi penyerahan dan peluncuran buku berjudul Pembelaan Tanah untuk Rakyat “Jogja Gate” Penghianatan terhadap HB IX dan PA VIII. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto/rsj)

Hari Ini Warga PPLP Geruduk DPRD DIY


KULONPROGO—Ratusan warga Paguyuban Petani Lahan Pantai (PPLP) Kulonprogo direncakanan menggelar aksi demonstrasi di DPRD DIY, hari ini, Senin (9/7). Mereka tetap konsisten menolak penambangan pasir besi di atas tanah rakyat.

Dihubungi Minggu (8/7) sore, salah satu pengurus PPLP, Widodo mengungkapkan mereka bakal bertolak dari Kulonprogo sekitar pukul 09.00 WIB dengan menumpang puluhan kendaraan.” Sampai di sana kami langsung menggelar aksi,” ujarnya.

Dalam aksi kali ini, masyarakat PPLP tetap menyuarakan penolakkan mereka atas penambangan pasir besi karena dianggap bisa merampas tanah rakyat yang selama ini telah mereka garap. “Selain itu kami juga menuntut sertifikasi tanah dan pencabutan Perda tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah,” tambah dia.

Menurut Widodo, semestinya berdasarkan UU Pokok Agraria (UUPA) warga pesisir berhak mengelola tanah yang sudah bertahun-tahun mereka garap tersebut. Ia juga membantah kalau selama ini tanah pesisir tidak memberikan manfaat untuk pembangunan karena tandus.

“Selama ini warga dengan jerih payahnya sudah berhasil membuat tanah tersebut bisa menghasilkan berbagai komoditas pertanian. Kalau nanti dijadikan areal pasir besi, berarti warga akan kehilangan mata pencaharian mereka,” lanjut dia.

Dalam aksi kali ini, menurut Widido, warga PPLP mengharapkan agar para wakil rakyat tidak menutup telinga dan menerima serta memperjuangkan aspirasi tersebut.” Kami ingin mereka [wakil rakyat] mendengarkan jerit rakyat,” tambah dia.

Terkait rencana kunjungan anggota Komnas HAM ke wilayah pesisir selatan Kulonprogo, Widodo mengatakan pihaknya akan menerima dengan tangan terbuka.” Intinya kami akan selalu menerima tamu yang datang, asalkan membawa aspirasi untuk menolak pertambangan yang bakal menggusur lahan rakyat,” ujarnya.

Terpisah, Wakil Ketua Repdem Kulonprogo, Andi Kartala mengaku sudah mendengar rencana tersebut. Menurut dia, para aktivitas yang tergabung dalam simpul Repdem bakal turut mendampingi warga PPLP dalam aksi tersebut.

Anggota PPLP Nyanyi Iwak Peyek Di DPRD DIY


JOGJA–Ribuan anggota Paguyuban Petani Lahan Pantai (PPLP) Kulonprogo DIY berunjuk rasa menolak tambang pasir besi di kantor DPRD DIY, Senin (9/7).
Mereka membawa spanduk penolakan tambang dan menginginkan tanah untuk rakyat. Massa datang ke DPRD diangkut 30 truk dan sebagian menggunakan sepeda motor.
Tokoh PPLP, Adjikoesoemo menjelaskan, tanah DIY adalah bagian dari Belanda. Seharusnya tanah yang saat ini tidak jelas statusnya dikembalikan rakyat. Saat ini tanah-tanah itu diklaim dengan nama Sultan Ground ataupun Paku alam Ground.
“Sesuai Perda Nomor 5 Tahun 1954 pasal 10 mengatakan bahwa yang pakai tanah turun temurun jadi hak milik. Kalau dikatakan bahwa Kasultanan dan Pakualaman masih punya tanah SG-PAG adalah kebohongan publik,” jelasnya, Senin (9/7).
Massa sempat menyanyikan sejumlah lagu sindiran, salah satunya Iwak Peyek. Unjuk rasa berjalan tertib hingga pukul 13.00 WIB massa membubarkan diri dengan berjalan kaki di sepanjang Jalan Maliioboro. (ali)

Desain


Desain