Persoalan perasaan, terkadang
membuat segala sesuatu menjadi rumit. Rumit untuk dilogikakan dan
didiskusikan dengan skema yang ingin diilmiahkan. Apapun alasannya jarak
yang membuat seseorang marah kepadanya. Sibuk dengan embarkasi dunia
yang berbeda antara satu dengan yang lain. Jadi wajar dunia berubah
menjadi mendung seketika. Halilintar menggelegar bak tandanya ia marah
besar. Apapun alasannya, kata maaf adalah perihal yang ia punya. Lebih
dari itu, ingin rasanya membiasakan dia untuk selalu bersabar dengan apa
yang dialami sekarang. Keinginan yang paling mendasar adalah ingin
rasanya merubah segala kebiasaan dan perilaku yang kamu anggap buruk
dihadapanku. Sekalipun kamu tidak pernah percaya dengan apa yang
dikalimatkan atas tinta putih yang terus dijanjikan. Berharap apa yang
ingin dicita-citakan tidak akan pernah terganggu oleh kenakalan ini My
Lovely. Semoga kamu lebih dewasa dan bijak menilai terhadap apa yang
kurasakan terhadapmu. Yakin dan percaya Tuhan selalu menyertai
orang-orang yang selalu mewarnai hidup dengan Kasih Sayang. Sekalipun
dia jarang bertemu. Ingatkah kamu ketika seorang Adam dan Hawa
dipisahkan antara satu dengan yang lain. Ketika, mereka diturunkan
kedunia. Apa yang membuat mereka bisa bersatu kembali. Itu karena Rasa
Cinta yang mendalam tiada henti yang kemudian dijadikan alat pemersatu
kembali. Memang hal yang sangat tidak mungkin ketika kuajak dirimu untuk
melintasi gelapnya malam. Karena aku tahu kamu punya batas-batasan
malam yang mengakibatkan ada syarat ketika kuajak jalan-jalan. Tapi,
memang itu kebaikan ketulusanku telah membayar semua terhadap apa yang
menjadi keresahan. Lagi-lagi hanya satu pintaku, Ajari aku memagari
hidup yang terus berjuang. Agar ada orang yang selalu mengetuk pintu
yang masuk dengan mengucapkan salam sejuta ketenangan atas segala
kesulitan-kesulitan. Karena aku tidak ingin menjadi orang yang pernah
disampaikan oleh soe hok gie dengan kesempatan-kesempatan "Bagiku
ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: 'dapat
mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan'. Tanpa itu semua maka
kita tidak lebih dari benda. Berbahagialah orang yang masih mempunyai
rasa cinta, yang belum sampai kehilangan benda yang paling bernilai itu.
Kalau kita telah kehilangan itu maka absurdlah hidup kita” ― Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran. Kutipan yang terkahir “Kita tak pernah menanamkan apa-apa, kita tak'kan pernah kehilangan apa-apa” ― Soe Hok Gie, Soe Hok-Gie...Sekali Lagi: Buku Pesta dan Cinta di Alam Bangsanya.
0 komentar:
Posting Komentar