Framing adalahpendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yangdigunakan oleh wartawan ketika menseleksi isu dan menulis berita. Cara pandangatau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagianmana yang ditonjolkan dan dihilangkan, dan hendak dibawa kemana beritatersebut. Framing, seperti dikatakan Todd Gittlin, adalah sebuah strategibagaimana realitas / dunia dibentuk dan disederhanakan sedemikian rupa untukditampilkan dalam pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik perhatiankhalayak pembaca. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dalam pemberitaan agar tampakmenonjol dan menarik perhatian khalayak pembaca. Frame adalah prinsip dariseleksi, penekanan, dan persentasi dari realitas.1
Gittlin,dengan mengutip Erving Goffman, menjelaskan bagaimana frame media tersebutterbentuk. Kita setiap hari membingkai dan membungkus realitas dalam aturantertentu, kemasan tertentu, dan menyederhanakannya. Serta memilih apa yangtersedia dalam pikiran dn tindakan. Menurut Gittlin, frame media pada dasarnyatidak berbeda jauh dengan frame dalam pengertian sehari-hari yang sering kitalakukan. Setiap hari jurnalis berhadapan dengan beragam peristiwa denganberbagai pandangan dan kompleksivitasnya. Lewat frame, jurnalis mengemasperistiwa yang kompleks itu menjadi persitiwa yang dapat dipahami, denganperspektif tertentu dan lebih menarik perhatian khalayak. Laporan berita yangakhirnya ditulis oleh wartawan pada akhirnya menampilkan apa yang dianggappenting, apa yang perlu ditonjolkan, dan apa yang perlu disampaikan olehwartawan pada akhirnya menampilkan apa yang dianggap penting, apa yang perludtonjolkan, dan apa yang perlu disampaikan oleh wartawan kepada khalayakpembaca. Frame media dengan demikian adalah bentuk yang muncul dari pikiran(kognisi), penafsiran, dan penyajian, dari seleksi, penekanan, dan pengucilandengan menggunakan simbol-simbol yang dilakukan secara teratur dalam wacanayang terorganisir, baik dalam bentuk verbal maupun visual.2MenurutGittlin, frame adalah bagian yang pasti hadir dalam praktik jurnalistik. Denganframe, jurnalis memproses berbagai informasi yang tersedia dengan jalanmengemasnya sedemikian rupa dalam kategori kognitif tertentu dan disampaikankepada khalayak. Secara luas, pendefinisian masalah ini menyertakan didalamnyakonsepsi dan skema interpretasi wartawan. Pesan, secara simbolik menyertakansikap dan nilai. Ia hidup, membentuk, dan menginterpretasikan makna didalamnya.3
Ada dua aspek dalam framing :
Pertama, memilih fakta realitas.Proses memilih fakta ini didasarkan pada asumsi, wartawan tidak mungkin melihatperistiwa tanpa perspektif. Dalam fakta ini selalu terkandung dua kemungkinan,apa yang dipilih (included) dan apa yang dibuang (excluded). Bagian mana yangditekankan dalam realitas. Bagian mana dari realitas yang diberitakan danbagian mana yang tidak diberitakan. Penekanan aspek tertentu itu dilakukandengan memilih angel tertentu, memilih fakta tertentu, dan melupakan fakta yanglain, memberitakan aspek tertentu dan melupakan aspek lainnya. Intinya,peristiwa dilihat dari sisi tertentu. Akibatnya, pemahaman dan konstruksi atassuatu peristiwa bisa jadi berbeda kalau media menekankan aspek atau peristiwayang lain.
Kedua, menuliskan fakta. Prosesini berhubungan dengan bagaimana fakta yang dipilih itu disajikan kepadkhalayak. Gagasan itu diungkapkan dengan kata, kalimat dan proposisi apa,dengan bantuan aksentuasi fhoto dan gambar apa, dan sebagainya. Bagaimana faktayang sudah dipilih tersebut ditekankan dengan pemakaian perangkat tertentu.Penempatan yang mencolok (menempatkan di headline depan, atau bagian belakang),pengulangan, pemakaian grafis untuk mendukung dan memperkuat penonjolan,pemakaian label tertentu ketika meng-gambarkan orang/peristiwa yang diberitakan,asosiasi terhadap simbol budaya, generalisasi, simplifikasi, dan pemakaian katayang mencolok, gambar dan sebagainya. Elemen menulis fakta ini berhubungandengan penonjolan realitas. Pemakaian kata, kalimat atau fhoto itu merupakanimplifikasi dari memilih aspek tertentu dari realitas. Akibatnya, aspektertentu yang ditonjolkan menjadi menonjol, lebih mendapatkan alokasi danperhatian yang besar dibandingkan aspek lain. Semua aspek itu dipakai untukmembuat dimensi tertentu dari konstruksi berita menjadi bermakna dan diingatoleh khalayak. Realitas yang disajikan secara menonjol atau mencolok, mempunyaikemungkinan lebih besar untuk diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalammemahami suatu realitas.
Catatan Kaki :
1Frames are principles of selection, and presentationcomposed of little tacit theories about what exists, what happens, and whatmatters. Lihat Todd Gittlin, The Whole World is Watching : Mass Media in TheMaking and Ummaking of the New Left, (California : University of CaliforniaPress,1880), hlm.6.
2Kutipan lengkapnya sebagai berikut : Media Frames are persistentpatterns of cognition of selection, emphasis, and exlusion, by which symbol –handlers routinely organize discourse, whether Verbal or Visual Ibid,hlm.7.
3Ana Garner, Helen M.sterk, and shawn Adams,”narrativeAnalysis of sexual Enquette in Tenage Magazine”, dalam journal ofcommunication, vol.48, no 4,1998,hlm.62.
0 komentar:
Posting Komentar