Proletarisasi


Kapitalisasi meningkatkan proletarisasi atau proses yang memaksa orang yang sebelumnya menguasai sarana produksinya dan mau-tidak-mau harus menjual kemampuannya untuk bekerja agar memperoleh uang. Proletarisasi terkait dengan suatu proses menyebabkan manusia terpisah dari sarana-sarana produksi tradisionalnya seperti tanah dan bengkel kerja kecil-kecilan dan memasuki kerja upahan. Pemisahan ini, yang dibahas Marx (2004:800-32) dalam kapital buku I, menyebabkan meningkatnya perpindahan penduduk keperkotaan atau pusat-pusat industri baru. Emigrasi dari daerah pedesaan ini bisa bersifat tetap, musiman, atau sementara. Emigrasi tetap bisa disebabkan banyak hal. Tetapi, terutama hubungan dengan lahan sudah terputus sama sekali entah karena penggusuran, kebangkrutan atau persaingan dengan masuknya mesin dan sesama angkatan kerja. Emigrasi musiman biasanya terkait dengan ketergantungan produksi pertanian bersifat musiman. Pada musim-musim tanam atau panen yang banyak menentukan kerja, buruh tani atau petani gurem mengambil sebanyak mungkin yang bisa diperoleh dari kerja-kerja pertanian atau selama masih ada lahan produksi subsisten ditempat asal. Pada musim-musim paceklik, ketika tidak ada atau jarang sekali permintaan tenaga kerja, sebagian orang bermigrasi keluar mencari sumber-sumber nafkah tambahan diluar desa. Migrasi musiman atau sementara juga bisa karena bertambahnya kebutuhan sosial yang harus dipenuhi dengan meragamkan sumber pendapatan yang tidak cukup dipenuhi oleh kian sedikitnya kerja-kerja dilahan pertanian. Oleh karena itu migrasi keperkotaan atau pusat-pusat ekonomi kapitalis merupakan proses yang tak bisa dihindari dari perkembangan formasi sosial-kapitalis. Bahkan boleh dikata proses ini merupakan prasyarat berkembangnya kapitalisme. Ketika mengakhiri bahasan tentang dampak kapitalisasi pedesaan Irlandia terhadap depopulasi (pengurangan penduduk) dan emigrasi (perpindahan penduduk kenegara lain; pindah domisili kenegara lain) penduduk keluar Irlandia, Marx (2004: 795) menulis :

"cara yang menguntungkan ini, seperti halnya semua yang baik didunia, mempunyai sisi gelapnya. Akumulasi orang-orang Irlandia di Amerika tidak ketinggalan dengan akumulasi sewa-sewa tanah di Irlandia. Orang Irlandia yang terusir oleh domba dan lembu muncul kembali diseberang samudera sebagai seorang Fenier, dan disana lahir suatu republik yang muda tapi raksasa, lebih dan semakin mengancam untuk menghadapi ratu tua dari semua samudera....."

Dari pembahasan tentang kelebihan penduduk relatif dapat dikatakan bahwa persoalan kependudukan seperti Migrasi ke perkotaan, munculnya lapisan jembel (miskin sekali; sangat miskin) diperkotaan, dan kemiskinan, bukanlah hasil pertumbuhan penduduk alamiah, tetapi hasil dari perumbuhan kelebihan penduduk pekerja karena akumulasi dan ekspansi kapital. Semakin besar kekayaan masyarakat yang berfungsi sebagai kapital maka semakin besar pula jumlah dan proporsi proletariat yang bekerja secara aktif sekaligus menigkatkan jumlah "cadangan industrial" atau kelebihan penduduk relatifnya. Menurut Marx (2004: 713), ini "merupakan hukum umum mutlak dari akumulasi kapitalis". Hukum ini berlaku dimanapun kapitalisme merupakan corak produksi dominan atau dalam proses untuk menjadi dominan seperti yang dialami negeri jajahan selama dan setelah perang-perang perjuangan kemerdekaan. Ketika ambang awal abad ke-20 didepan mata, dunia menyaksikan kapitalisme mewarnai dunia dengan satu-satunya logika ekonomi memungkinkan orang bisa bertahan dalam hukum besi kapitalisme. Yaitu perolehan keuntungan sebesar-besarnya dan pertandingan menjadi yang terbesar, terkuat, dan tercepat.

Catatan Kaki :
_Dede Mulyanto,"Antropologi Marx" hal.178-179

0 komentar:

Posting Komentar