"Pangeran Diponegoro semangat perlawananku di Yogyakarta"
By : Vanguard Rebel
Belajarlah dari semangat pejuang yang Revolusioner. Para pejuang Revolusioner yang takkan pernah tunduk pada segenap segala bentuk penindasan. Entah, yang datang dari seorang seniman, angkatan bersenjata Revolusionary, atau apapun. Asalkan, satu hal bahwa kecerdasan apapun manusia tanpa diwarnai Keberpihakan Klas. Kelak dalam hidup tidak mendapatkan apa-apa. Terlebih, pada sejarah kehidupan. Entah, dizaman kenabian, peradaban manusia dari sejak yunani hingga ke-konteks keindonesian, hingga detik ini sekarang.
Kata orang bijak, mari menciptakan sejarah. Ketika apa yang kita lakukan menjadi sejarah, kita sedang menciptakan masa lalu. Apakah akan dikenang sebagai satu pecundang, atau pemenang, kitalah yang menciptakannya. Seperti kata Fidel Catro, “La Historia Me Absolvera” – Sejarahlah yang akan membebaskanku.
Koentowidjojo, sejarah adalah rekonstruksi masa lalu tentang apa yang dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan dan dialami manusia. Rekontruksi itu berupa catatan, ingatan, gambar, atau mungkin audio. Setidaknya kita selalu diingatkan, apapun yang kita ucapkan dan lakukan, kelak akan direkontruksi ulang dan kemudian menjadi stigma kita. Positif atau negatif, kita sendiri yang membentuk.
Wahai Dunia yang terus melindas dan menindas Rakyat.
Izinkan saya untuk berdo'a pada Tuhan,
Agar, terus bisa dan mampu berjuang.
Agar, terus bisa dan mampu berjuang.
Amien. Ya Rabb,
Hamba hanya takut dengan Kekuasaanmu Sang Khalik. Tapi, bukan pada makhluk ciptaan-mu yang sekiranya segala kebijakan mereka yang berbau penindasan. Maka, hanya ada satu kata, bahwa yang namanya kemungkaran wajib di "LAWAN". Hidup Rakyat, Buruh, Petani (Kaum Dhua'afa).
Bismillah, Lahaulawalaquwwataillabillah.
Bismillah, Lahaulawalaquwwataillabillah.
0 komentar:
Posting Komentar