Malam Vanguard Kota Yogjakarta


Jejak malam yang terkadang membuat aku lelah dengan situasi dan kondisi yang terkadang tidak semestinya untuk dibicarakan. Angin yang bertiup diatas kendaraan tua yang disertai raungan Bobby. Rasanya kencang suara yang dikeluarkan mampu bersaing dengan kendaraan besar Bus dan kendaraan roda empat. Satu hal yang ingin dikatakan hindari kata bosan yang mampu mematikan pola pikir. Serta, gerak yang sengaja menemani malam yang penuh dengan kebisuan. 

Menghampiri Tor-Toar yang berwarnakan Putih dan Hitam. Serta, menunggu lampu Merah, Kuning dan Merah. Kemudian terus Start menuju Finish disebuah tempat nongkrong. Segelas kopi kucoba hangatkan tubuh yang serba gemetar. Bukan rasa lapar dan kenyang yang semestinya menjadi persoalan. Cuman, susah dimengerti sebenarnya apa sih yang sedang dipikirkan ?

Berusaha menarik napas yang selebar-lebarnya. Kemudian, mencoba untuk melepaskan dengan tanpa ada sebuah beban. Akhirnya semua itu berakhir dengan kondisi normal semula oleh keadaan.


Vanguard yang akan terus melawan keadaan dan mapan dalam ketenangan hati, jiwa raga dan perasaan. Falsafah tersebut akan tetap menjadi kepribadian sosial Vanguard. Kapan dan dimanapun dia menemukan jejak petualangan dengan alam dan interaksinya pada binatang maupun manusia. Tidak kalah penting Hablumminallah akan selalu tersemat pada akidah dan akhlak yang meyakini ada kekuatan yang lebih besar daripada kekuatan lainnya. Namun, bukan manusia atas manusia yang terjadi dibangsa untuk Vanguard bermukim. Disana ada kehidupan yang saling berkompetisi dan terus berkontradiksi dengan akhir dan tujuan. Memang, kehidupan itu kejam dan mematikan jika penindasan itu lahir dan muncul ditengah-tengah peradaban. Oleh sistem komprador sistem yang berbasiskan mesin kapitalistik. Ini menempatkan solusi yang ditawarkan adalah takkan pernah menyerah atas tantangan kehidupan dan berusaha untuk belajar memahami, menganalisa, dan melakukan kepeloporan. Agar, peradaban tersebut sesegera mungkin tidak banyak menelan korban. Serta, merubah pola-pikir yang menjadi bisu dan mati seketika. Save Intelektual yang percaya dengan proses Dialektika. Tidak ada satupun situasi dan kondisi mencoba untuk menetap dan abadi. Akhirnya solusi konkrit yang diemban oleh Vanguard adalah mengisi nilai-nilai perjuangan dalam catatan sejarah. Serta, harus percaya bahwa esok seratus tahun kedepan yang akan datang akan menjadi tembang kenang-kenangan. Memang tidak seindah lukisan maupun film yang disajikan untuk tontonan. Akan tetapi, realitas yang mengharuskan sejarah itu ada dan tidak hilang ditelan oleh zaman.

0 komentar:

Posting Komentar