Teori negara Marx dan Hegel

Keterlibatan Marx dengan masalah teoritis yang ditunjukkan oleh kekuatan negara berkembang dari suatu konfrontasi awal dengan Hegel (1770-1831). Dalam philoshopy of Right, Hegel berpendapat bahwa disatu sisi negara berpotensi mengatasi konflik yang besar antar-individu dengan cara menyediakan suatu kerangka aturan yang rasional untuk interaksi mereka dalam masyarakat sipil, dan disisi lain, suatu kesempatan untuk berpartisipasi (melalui satu bentuk representasi yang terbatas) dalam pembentukan "kehendak politis yang umum". Dari waktu ke waktu, negara modern telah menjadi pusat hukum, kebudayaan dan identitas nasional. Dasar yang komprehensif dari semua pembangunan. Dengan cara mengidentifikasikan diri dengan negara, warga negara dapat menghadapi kekerasan kompetitif  dalam masyarakat sipil dan menemukan satu dasar kesatuan yang benar. Hanya dengan kebaikan negaralah warga negara dapat meraih suatu "keberadaan yang rasional". Dikritik oleh Marx dan Engels dalam naskah The Communist Manifest. Marx dan Engels menekankan pada ketergantungan ekonomi dan sosial. Negara, dalam formulasi ini, secara langsung melayani kepentingan kelas yang dominan secara ekonomi. Pandangan tentang negara sebagai pusat tindakan politik yang berwenang digantikan oleh suatu penekanan pada kekuatan kelas, suatu penekanan yang diilustrasikan oleh slogan yang terkenal the communist manifest yaitu :

"Eksekutif dari negara modern adalah satu komite yang mengatur masalah-masalah umum dalam keseluruhan borjuasi."

Catatan Marx tentang hubungan antara kelas dan negara ;
1. Memandang negara dengan satu tingkat kekuasaan yang terlepas dari kekuatan kelas.
2. Negara hanyalah sebuah "Superstruktur" yang melayani kepentingan kelas yang dominan.

0 komentar:

Posting Komentar