Sejarah singkat Revolusi Tiongkok
Mao Tje Tung telah melukiskan kedejarahan yang begitu spektakuler di Tiongkok , Mao Tje Tung berhasil memimpin gerakan rakyat dan menyusun Front Persatuan Demokrasi Rakyat, yang akhirnya ternyata berhasil menggulingkan kekuasaan Diktatur Kuomintang, yang ternyata korup dan tidak mampu mempertahankan diri biarpun mendapat sokongan besar berupa uang dan alat-alat dari Amerika Serikat. Politik Amerika Serikat di Tiongkok membuat sebagian kebijakan politiknya di Timur jauh telah mengalami kegagalan dengan terbentuknya Republik Rakyat Tiongkok dan berhasilnya Republik Rakyat tersebut mengkonsolidasikan kedudukannya secara cepat diseluruh dataran Tiongkok.
Tiongkok menjadi berbentuk menjadi negara Republik sesudah Revolusi dikota Wuchang telah berhasil, yaitu pada tanggal 10-10-1911. Republik Tiongkok diproklamasikan pada tanggal 1-1-1912. Dr SunYat Sen menjadi Presiden pertama dari Republik Tiongkok.
Tetapi untuk menjamin persatuan didalam negeri dan untuk mendapat sympati yang lebih besar lagi dari negara-negara besar ( Amerika, Inggris, dll ), maka Dr Sun Yat Sen menyerahkan kedudukan presiden pada Yuan Shih Kai, yang menjadi orang kepercayaan dan orang yang paling disenangi oleh negara-negara besar, karena jasanya pada Pemberontakan Boxer di Peking pada tahun 1901. Dalam pemberontakan ini Yuan Shih Kai dikenal sebagai orang yang Pro negara Barat. Ternyata Yuan Shih Kai bermimpi untukmenjadikan dirinya Kaisar atas nasihat dari orang Amerika, ia hendak merobah bentuk Republik menjadi Kerajaan. Peristiwa ini memaksa Dr Sun Yat Sen menyusun kekuatan rakyat di Tiongkok Selatan dengan Kanton sebagai pusatnya.
1924 di Kanton Dr Sun Yat Sen memimpin konggres Kuomintang yang terpenting dan juga turut dihadiri oleh Partai Komunis Tiongkok untuk menentukan sikap bersama dan menyusun satu Front nasional. Sebagai akibat dari konggres ini Tentara expedisi ke utara, yang dipimpin oleh Chiang Kai Shek, sedangkan Chou En Lai dan Mao Tje Tung mendapat kewajiban untuk mengorganisir Kaum Buruh dan Kaum Tani didaerah-daerah yang akan dilewati oleh Tentara expedisi itu. Karena disokong oleh gerakan rakyat, maka Tentara expedisi itu telah mendapat hasil yang memuaskan dan berhasil menaklukan semua panglima-panglima peran ( WarLord ) di utara dan mempersatukan Tiongkok.
Tetapi ketika Shanghai dan Peking dapat dikuasai oleh Tentara expedisi, maka timbul-lah perpecahan hebat dan perang saudara hebat dimulai, karena Chiang Kai Shek mengambil tindakan yang sangat kejam terhadap orang-orang yang tidak menyetujui garis politiknya yang mau mengadakan Kompromi dengan Modal Besar dan Kaum Modal Raksasa asing.
1927-1937 Perang saudara pertama yang hebat dan melahirkan Tentara Merah, yang pada tahun 1937 dirubah namanya menjadi Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok.
Chiang Kai Shek dibantu oleh penasihat militer Jerman tidak mampu menindas Tentara Merah Tiongkok yang setiap harinya berjumlah semakin besar dan lebih kuat karena mendapat sokongan dan simpati dari rakyat, walaupun Chiang Kai Shek telah membunuh para pemimpin rakyat yang ditangkap dan berjuta-juta rakyat biasa. Sementara itu negara-negara besar mempunyai kepentingan besar di Tiongkok telah memberi dukungan pada Chiang Kai Sek tetapi dukungan ini hanya cukup untuk mencegah Chiang Kai Shek ambruk karena oposisi rakyat, tetapi tidak cukup besar untuk mengusir serbuan tentara asing, yang menjadi kawan sekutu negara-negara besar itu. Kekuatan yang demikian besarnya itu apabila dimiliki oleh Chiang Kai Shek dianggap dapat merupakan “bahaya” bagi kepentingan-kepentingan negara-negara besar asing itu sendiri, yang menganggap Chiang Kai Shek selalu membutuhkan ! “bantuan” dari mereka.
Akibatnya Jepang mulai memasuki wilayah dataran Tiongkok.
1931 Jepang menyerbu masuk di Manchuria.
1932 Jepang mendirikan pemarintahan boneka Manchukuo.
1933 Provinsi Jchol juga diserbu oleh Jepang.
1935 Tentara Jepang menyerbu masuk didaerah belakang Tembok Besar ( Great Wall )
1936 Chiang Kai Shek diculik oleh Gen. Chang Hsueh Liang dan dengan pertolongan Chou En Lai. Chiang tidak sampai dibunuh dan Chiang menyataka bersedia membentuk Front nasional melawan Jepang.
1937 Tanggal 7 juli insiden di Lukuchiao ( Marcopollo Bridge ) yang menimbulkan perang Tiongkok—Jepang.
Akhir tahun 1937 Jepang menduduki Peiping dan lalu membentuk adanya “pemerintahan Sementara” dari Republik Tiongkok, yaitu satu Pemerintahan boneka.
1938 Sesudah merebut Shanghai dan Nanking, Jepang lalu mendirikan “Pemerintahan Boneka Tiongkok” yang dipimpin oleh Wang Ching Wei.
Pada tanggal 5 Agustus 1945 jepang menyerah kalah dan Tiongkok mendapat kembali seluruh wilayahnya berikut juga pulau Formosa. Tiongkok menjadi salah satu negara besar “One Of The Big Five” dan menjadi salah satu anggota Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan: Uni Sovyet, Cina, Amerika, Inggris, Perancis yang semuanya mempunyai hak veto. Dengan kedudukan yang baru ini, maka semua negeri besar yang tadinya mempunyai hak-hak istimewa di Tiongkok, yaitu “Hak Exterritorialities”, lalu menghapuskan hak-hak ini.
1944-1946 Timbul lagi Perang Saudara di Tiongkok, Amerika mencoba mendamaikan
1946 Pada bulan januari kedua belah pihak telah berhasil menimbulkan adanya persetujuan untuk menghentikan segala permusuhan.Tetapi Chiang Kai Sek ternyata melanggar persetujuan ini.
1947 Timbul Perang Saudara hebat kedua kalinya dengan kesudahan Kuomintang digulingkan diseluruh Tiongkok.
1949 Tanggal 1 Oktober di Proklamirkan Republik Rakyat Tiongkok.
Pokok Pemikiran Mao Tje Tung Tentang Revolusi
Analisis Kelas Dalam Masyarakat Tiongkok
Analis kelas dalam praktek revolusi merupakan hal cukup penting pada dasarnya analisis kelas merupakan sebuah metode untuk memisahkan sipakah lawan dan kawan, Untuk membedakan sahabat yang sesungguhnya dan musuh yang sesungguhnya, tidak boleh tidak harus kita analisa secara umum kedudukan ekonomi klas-klas dalam masyarakat Tiongkok serta sikapnya masing-masing terhadap revolusi.
Keadaan kelas Tiongkok
Klas tuantanah dan klas komprador. Di Tiongkok setengah jajahan yang terbelakang ekonominya, klas tuantanah dan klas kompradorsama sekali merupakan embel-embel burjuasi internasional, yang hidup dan berkembangnya tergantung kepada imperialisme. Klas-klas ini mewakili hubungan-hubungan produksi yang paling terbelakang dan paling reaksioner di Tiongkok dan menghambat perkembangan tenaga produktif Tiongkok. Mereka berlawanan sama sekali dengan tujuan revolusi
Burjuasi sedang. Klas ini mewakili hubungan-hubungan produksi kapitalis di kota dan di desa Tiongkok. Yang dimaksudkan dengan burjuasi sedang itu terutama ialah burjuasi nasional yang bertentangan sikapnya terhadap revolusi Tiongkok: mereka memerlukan revolusi dan menyetujui gerakan revolusioner melawan imperialisme dan rajaperang apabila mereka menderita karena pukulan modal asing dan tindasan rajaperang; tetapi mereka mencurigai revolusi apabila mereka merasa perkembangan klasnya untuk mencapai kedudukan burjuasi besar terancam oleh revolusi yang diikutsertai proletariat Tiongkok secara militan di dalam negeri dan disokong aktif oleh proletariat internasional di luar negeri. Gagasan politik mereka ialah membentuk suatu negara yang dikuasai oleh satu klas saja, yaitu burjuasi nasional
Burjuasi kecil. Yang termasuk kategori ini ialah tani pemilik , pengusaha kerajinan tangan, intelektuil lapisan bawah – pelajar dan mahasiswa, guru sekolah menengah dan sekolah dasar, pegawai negeri rendahan, kerani dan pengacara kecil – pedagang kecil dan sebagainya. Baik ditinjau dari jumlahnya maupun dari watak klasnya, klas ini patut mendapat perhatian yang sangat besar.
Semi-proletariat. Yang dinamakan semi-proletariat di sini meliputi lima golongan: (1)sebagian besar dari tani setengah-pemilik , (2) tanimiskin, (3) tukang kerajinan tangan kecil, (4) pegawai toko-toko , dan (5) penjaja.
Proletariat. Proletariat industri modern terdiri dari kira-kira dua juta orang. Berhubung dengan keterbelakangnya ekonomi Tiongkok, maka kaum proletar industri modern tidak banyak jumlahnya. Buruh industri yang lebihkurang dua juta itu terutama ialah buruh dari lima macam industri, yaitu keretaapi, pertambangan, pengangkutan laut, tekstik dan pembuatan kapal; dan sejumlah yang sangat besar di anataranya diperbudak dalam perusahaan modal asing. Meskipun tidak banyak jumlahnya, proletariat industri mewakili tenaga produktif yang baru di Tiongkok, merupakan klas yang paling progresif di Tiongkok modern dan menjadi kekuatan memimpin dalam gerakan revolusioner.
Kaum proletar-gelandangan yang tidak kecil jumlahnya, terdiri dari kaum tani yang kehilangan kesempatan bekerja. Mereka itu paling terombang-ambing penghidupannya di antara manusia. Mereka mempunyai perkumpulan rahasia di mana-mana
Dari uraian di atas dapatlah diketahui bahwa semua yang bersengkongkol dengan imperialisme – rajaperang, birokrat, klas komprador, klas tuantanah besar dan bagi kaum intelektuil yang reaksioner yang bergantung pada mereka – adalah musuh kita. Proletariat industri adalah kekuatan memimpin dalam revolusi kita. Seluruh semi-proletariat dan burjuasi kecil adalah sahabat kita yang terdekat. Adapun burjuasi sedang yang bimbang itu, sayap kanannya mungkin menjadi musuh kita, sayap kirinya mungkin menjadi sahabat kita – tetapi kita harus selalu berjaga-jaga jangan sampai mereka mengacaukan front kita
Tentang Revolusi Tiongkok
Kondisi Internal Tiongkok
Rejim raja perang-raja perang baru Kuomintang yang sekarang ini masih tetap merupakan rejim klas komperador di kota-kota klas gembong lalim setempat dan ningrat jahat di desa-desa, suatu rejim yang keluar menyerah kepada imperialisme dan ke dalam mengganti rajaperang-rajaperang lama dengan rajaperang-rajaperang baru, serta melakukan penghisapan ekonomi dan penindasan politik yang lebih kejam lagi daripada yang sudah-sudah terhadap klas buruh dan klas tani
Tiongkok merupakan negeri setengah jajahan yang terbelakang ekonominya dan yang tidak langsung berada di bawah kekuasaan imperialis. Karena gejala aneh itu hanya bisa terjadi bersama-sama dengan gejala aneh lainnya, yaitu peperangan di kalangan rejim putih. Adalah salah satu ciri Tiongkok setengah jajahan, bahwa sejak tahun pertama Republik (1912), berbagai klik rajaperang lama dan baru yang disokong oleh imperialisme serta klas komprador dan klas gembong lalim setempat dan ningrat jahat dalam negeri terus menerus melakukan perang antara satu dengan lainnya. Gejala demikian itu tidak terdapat di negeri imperialis manapun di seluruh dunia ini dan bahkan juga tidak terdapat di tanah jajahan manapun yang langsung di bawah kekuasaan imperialis, tetapi hanya terdapat di negeri seperti di Tiongkok yang tidak langsung di bawah kekuasaan imperialis.Gejala itu timbul karena dua sebab, yaitu ekonomi pertanian local (bukan ekonomi kapitalis yang di satukan) dan politik pemecah belahan dan penghisapan imperialis yang membagi-bagi Tiongkok menjadi lingkungan pengaruh mereka masing-masing. Perpecahan dan peperangan dalam waktu yang lama di kalangan rejim putih itu telah memberikan syarat bagi lahirnya dan dipertahankannya satu atau beberapa daerah Merah kecil di bawah pimpinan Partai Komunis di tengah-tengah kepungan rejim putih.
Menurut petunjuk-petunjuk dari Internasionale Komunis dan Comite Central Partai , isi revolusi demokratis Tiongkok ialah menggulingkan kekuasaan imperialisme beserta alat-alatnya, yaitu rajaperang-rajaperang, di Tiongkok, untuk menyelesaikan revolusi nasional, melaksanakan revolusi agraria untuk menghapuskan penghisapan feodal atas kaum tani aoleh klas tuantanah.
Permasalahan dalam Revolusi
Permasahan pertama Memenuhi Kebutuhan massa
Tugas inti dalam pelaksanaan revolusi ialah memobilisasi massa luas agar mereka turut serta dalam perang revolusioner untuk merobohkan imperialis dan Kuomintang (KMT), memperluas revolusi keseluruh negeri dan mengusir imperialis keluar dari Tiongkokbagaimanapun juga revolusi harus diperluas sampai keseluruh negeri, maka sedikitpun kita tidak harus mengabaikan dan memandang rendah terhadap Masalah kepentingan massa luas yang langsung mengenai dirinja dan Masalah penghidupan massa. Karena perang revolusioner adalah perang massa, maka hanja dengan jalan memobilisasi massa dan hanya dengan menyandarkan diri kepada massa, barulah perang itu dapat dijalankan.
Dan dalam memobilisasi rakyat untuk menjalankan perang, tetapi sedikitpun tidak menjalankan pekerjaan lain, dapatkah kita mencapai tujuan untuk mengalahkan musuh ? Tentu saja tidak. Jika kita ingin mencapai kemenangan, kita harus bekerja lebih banyak lagi. Misalnya: memimpin tani dalam perjuangan agraria dan membagikan tanah kepada mereka; mempertinggi semangat tani dalam kerja, agar dapat memperlipatgandakan produksi pertanian; menjamin kepentingan buruh; mendirikan koperasi; memperkembangkan perniagaan dengan luar daerah; memecahkan soal-soal pakaian, makanan, perumahan, keperluan sehari-hari seperti kayu api, beras, minyak dan garam, serta soal kesehatan dan perkawinan dari massa. Dengan singkat, kita harus memperhatikan semua masalah penghidupan massa sehari2. Apabila kita memperhatikan masalah-masalah tersebut dan memecahkannja serta memenuhi keperluan2 massa, maka kita akan sungguh-sungguh menjadi organisator penghidupan massa, dan massa akan sungguh-sungguh berpusat disekitar kita dan dengan hangat menyokong kerja tercapainya revolusi
Semua masalah penghidupan massa ini harus dimasukkan dalam agenda revolusi, dengan harus mengadakan diskusi, mengambil keputusan, mendjulankannja dan memeriksanja.dan juga harus bertindak agar massa mengerti, bahwa revolusi mewakili kepentingan mereka, dan kepentingan revolusi adalah erat berhubungan dengan kepentingan mereka. Dengan demikian, supaya berdasarkan atas hal-hal ini, mereka mengerti tugas yang lebih tinggi yang kita ajukan ialah tugas perang revolusioner, agar mereka menyokong revolusi, memperluas revolusi keseluruh negeri, menerima seruan politik kita dan berjuang sampai akhir untuk kemenangan revolusi.
Masalah yang kedua ialah masalah mengenai cara bekerja.
Kaum revolusioner merupakan pemimpin dan organisator perang revolusioner, juga adalah pemimpin dan organisator penghidupan massa. Mengorganisasi perang revolusioner dan memperbaiki penghidupan massa adalah dua tugas kita yang besar. Tentang masalah cara bekerja disini dengan genting sekali terbentang dihadapan kita. Bukan saja kita harus mengemukakan tugas, tetapi kita juga harus memecahkan cara mewudjudkan tugas itu.
0 komentar:
Posting Komentar