Bangkitlah kaum perempuan………!!!!!!!!!!
Sebelum kita memahami asal usul ketertindasan perempuan maka kita harus mengetahui dulu apa itu gender? Untuk memahami gender, konsep gender harus dibedakan kata gender dengan kata seks (jenis kelamin). Pengertian jenis kelamin merupakan pensifatan atau pembagian jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat secara permanen. Kalau laki-laki bisa dikatakan punya penis, dan menghasilkan sperma, sedangkan perempuan memiliki alat reproduksi seperti rahim. Artinya secara biologis, alat-alat tersebut tidak bisa dipertukarkan antara alat biologis yang melekat pada manusia laki-laki dan perempuan.
Konsep gender yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial amupun kultural, misalnya perempuan itu cantik, lembut, emosional atau keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional maupun tangguh. Ciri-ciri sifat itu sendiri dapat dipertukarkan.
Perempuan berderajat lebih rendah daripada laki-laki, inilah anggapan umum yang berlaku sekarang tentang kedudukan kaum perempuan dalam masyarakat. Anggapan ini tercermin seperti “seorang istri harus melayani suami”, perempuan itu turut ke surga atau neraka bersama suaminya, dll. Prasangka-prasangka ini mendapat penguatan dari struktur moral masyarakat yang berwujud dalam peraturan-peraturan agama dan adat. Lagipula, sepanjang ingatan kita, bahkan nenek moyang kita, keadaannya memang sudah begini. Tapi anggapan ini adalah anggapan yang keliru. Para ahli antropologi sudah menemukan bahwa keadaannya tidaklah demikian.
Sebagai contoh dalam masyarakat Germania, ketika mereka masih mengembara diluar perbatasan dengan romawi, berlaku juga keadaan sama. Kaum perempuan mereka memiliki hal dan kewajiban yang setara dengan kaum laki-lakinya. Peran yang mereka ambil dalam pengambilan keputusan pun setara karena setiap perempuan dewasa adalah jiwa anggota dari dewan suku.
Penemuan Pertanian
Menurut data arkeologi, kaum perempuan muncul sebagai juru selamat, mereka menggunakan ketrampilan mereka untuk mengolah biji-bijian menjadi tanaman untuk mendapatkan bahan makanan bagi seluruh komunitas. Apa yang tadinya hanya pengisi waktu luang kini menjadi sumber penghidupan utama seluruh masyarakat. Keharusan manusia untuk menemukan cara-cara baru untuk mempertahankan hidupnya membuat perkembangan teknologi berlangsungdengan pesat ditengah masyarakatpertanian, jika dibandingkan dengan perkembangan teknologi ini, apa yang tadinya dikerjakan bersama-sama (komunal) kini dapat dikerjakan secara sendirian (individual). Proses untuk menghasilkan sumber penghidupan kini berangsur-angsur berubah dari proses komunal menjadi proses individual. Disamping itu, pertanian, sesungguhnya menghasilkan lebih banyak daripada berburu dan mengumpul. Tiap kali panen, manusia menghasilkan jauh lebih banyak daripada yang dapat dihabiskannya.
Sekalipun berangsur-angsur, perubahan kecil ini menghasilkan lompatan besar pada prikehidupan manusia. Terlebih lagi setelah pertanian diperkenalkan, baik melalui penaklukan ataupun melalui proses inkulturasi, pada peradaban-peradaban lain diseluruh dunia. Pertanian pada awalnya membutuhkan banyak tenaga untuk membuka lahan karena tingkat teknologi yang rendah. Hanya dari proses eksistensi (perluasan lahan) pertambahan hasil dapat diperoleh. Oleh karena itu, proses reproduksi manusia menjadi salah satu proses yang penting untuk mendapatkan sebanyak mungkin tenaga pengolahan lahan pertanian. Aktivitas seksual, yang tidak pernah dianggap penting, bahkan dianggap beban, ditengah masyarakat berburu dan pengumpul, kini menjadi salah satu aktivitas yang penting. Dan akibat logis ini perempuan semakin tersingkirkan dari proses produksi ditengah masyarakat. Waktunya semakin lama semakin terserap kedalam kegiatan-kegiatan reproduktif.
Teknologi pertanian yang maju semakin pesat ini ternyata malah membuat aktivitas produksi sektor pertanian menjadi semakin tertutup bagi perempuan. Penemuan arkeologi menunjukkan bahwa ditemukannya bajak (luku) telah menggusur kaum perempuan dari lapangan ekonomi. Bajak merupakan alat pertanian yang berat, yang tidak mungkin dikendalikan oleh perempuan. Terlebih lagi bajak biasanya ditarik dengan menggunakan tenaga hewan ternak, dimana pengendalian terhadap hewan ternak memang merupakan wilayah ketrampilan kaum laki-laki. Intruksi (mendesak masuknya) peternakan kedalam pertanian telah membuat ruang-ruang bagi perempuan , yang keahliannya hanya dalam bidang pertanian, semakin tertutup. Karena perempuan semakin tidak mampu bergiat dalam lapangan produksi, maka iapun semakin tergeser ke pekerjaan-pekerjaan domestik (rumah tangga). Dan ketika perempuan telah semakin terdesak ke lapangan domestik inilah menampakkan batang hidungnya dimuka bumi.
Lahirnya Feminisme
Feminisme merupakan pergerakan yang muncul karena menyadari adanya ketertindasan perempuan. Namun akar ketertindasan tersebut diasumsikan berbeda oleh berbagai gerakan feminisme. Adapun beberapa pergerakan feminisme adalah :
- Feminisme Liberal
Akar ketertindasannya dikarenakan perempuan itu sendiri tidak mau mencerdaskan dirinya sendiri. Perempuan harus mempersiapkan diri agar mereka bisa bersaing didunia dalam rangka “persaingan bebas” dan punya kedudukan setara dengan laki-laki.
- Feminisme Radikal
Pemikiran ini timbul dari kritik terhadap feminisme liberal yang mengatakan bahwa ketertindasan itu timbul karena perempuan itu sendiri tetapi dikarenakan sistem (budaya patriarki)
- Feminisme Marxis
Akar ketertindasan perempuan yang dikarenakan kapitalisme. Dengan menggunakan perempuan sebagai buruh.
- Feminisme Sosialis
Pemikiran ini timbul dari kritik terhadap feminisme marxis, bahwa ketertindasan perempuan ini timbul dikarenakan kapitalis dan budaya patriarki.
Diatas kita dapat melihat bahwa penempatan perempuan pada posisi kedua dalam masyarakat berawal dari bergesernya peranan kaum perempuan dalam lapangan produksi. Dan pada gilirannya, tergesernya peran ini adalah akibat dari tingkatan teknologi pada masa itu yang tidak memungkinkan kaum perempuan untuk memasuki lapangan produksi.
0 komentar:
Posting Komentar