A. Latar Belakang
a. Muhammadiyah
Gerakan
Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan dakwah Islamiyah. Muncul sejak dari kelahirannya
dan tetap melekat tidak terpisahkan dalam jati diri Muhammadiyah. Sebagaimana
telah diuraikan dalam bab terdahulu bahwa faktor utama yang mendorong
berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah berasal dari pendalaman KHA Dahlan
terdapat ayat-ayat Alquran Alkarim, terutama sekali surat Ali Imran, Ayat:104.
Berdasarkan Surat Ali Imran, ayat : 104 inilah Muhammadiyah meletakkan khittah
atau strategi dasar perjuangannya, yaitu dakwah (menyeru, mengajak) Islam, amar
ma’ruf nahi munkar dengan masyarakat sebagai medan juangnya. Gerakan
Muhammadiyah berkiprah di tengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia dengan
membangun berbagai ragam amal usaha yang benar-benar dapat menyentuh hajat
orang banyak seperti berbagai ragam lembaga pendidikan sejak taman kanak-kanak
hingga perguruan tinggi, membangun sekian banyak rumah sakit, panti-panti
asuhan dan sebagainya. Semua amal usaha Muhammadiyah seperti itu tidak lain
merupakan suatu manifestasi dakwah islamiyah. Semua amal usaha diadakan dengan
niat dan tujuan tunggal, yaitu untuk dijadikan sarana dan wahana dakwah
Islamiyah,0 salah satu rumah sakit PKU Muhammadiyah yang berafiliasi rumah
sakit yang bisa dijadikan status kelanjutan mensyiarkan Dakwah islam di rumah
sakit.1
b.
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta
Rumah sakit
PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta awalnya
didirikan berupa klinik sederhana pada tanggal 15 Februari 1923 di kampung
Jagang Notoprajan Yogyakarta. Awalnya bernama PKO (Penolong Kesengsaraan
Oemoem) dengan maksud menyediakan pelayanan kesehatan bagi kaum dhuafa’.
Didirikan atas inisiatif H.M. Sudjak yang didukung sepenuhnya oleh K.H. Ahmad
Dahlan. Seiring dengan perkembangan jaman, pada sekitar era tahun 1980-an nama
PKO berubah menjadi PKU (Pembina Kesejahteraan Umat).
Pada tahun 1928 perkembangan klinik semakin bertambah besar
dan berkembang menjadi poliklinik PKO Muhammadiyah. Lokasi juga harus lebih
luas dan perlu dipindahkan ke tempat yang lebih memadai dengan menyewa sebuah
bangunan di Jalan Ngabean No.12 B Yogyakarta (sekarang Jalan K.H. Ahmad Dahlan).
Delapan tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1936 poliklinik
PKO Muhammadiyah Kota Yogyakarta pindah
lokasi lagi ke Jalan K.H. Ahmad Dahlan No. 20 Yogyakarta hingga saat ini. Dan
Pada tahun 1970-an status klinik dan poliklinik berubah menjadi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta
hingga saat ini.
c.
Keresahan Akademik
Dalam penyelenggaraan pelayanan
kerohanian di rumah sakit PKU Muhammadiyah menurut peneliti berbeda dengan
pelayanan yang dirumah sakit yang lain, Khususnya dibidang kerohanian.
Maka dengan hal tersebut peneliti merasa
tertarik untuk meneliti, karena dalam kesibukan sehari-hari karyawan rumah
sakit untuk bekerja melayani pasien. Namun, mereka masih bisa meluangkan waktu
mereka untuk mempelajari atau melaksanakan kegiatan keagamaan dan kegiatan
sosial lainnya.
Selain itu, peneliti ingin mengetahui
penerapan manajemen pembinaan Unit bina Ruhani islam PKU Muhammadiya kota
Yogyakarta. Kemungkinan berbeda penerapannya dengan rumah sakit yang lain.
B. Rumusan Masalah
a. Apa saja objek dakwah dirumah sakit ?
b. Bagaimana model dakwah yang dikembangan di PKU?
c. Siapa saja subjek dakwah dirumah sakit PKU?
C. Tujuan Penelitian
a. Untuk
mengetahui dan mendeskripsikan penerapan manajemen pada unit Bina Ruhani islam dalam memberikan pelayanan
rohani terhadap pasien di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
b. Sebagai bahan informasi pada
Unit Bina Ruhani Islam di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada umunya
pelaksanan pada Unit Bina Ruhani Islam pada khususnya dalam upaya mensyiarkan
dakwah islam (Manajemen).
c. Bagi
penulis: agar penelitian ini berguna untuk memperdalam teori-teori yang telah
diperoleh dalam perkuliahan dan dapat mengetahui bagaimana manajemen Unit Bina
Ruhani Islam, dalam
memberikan pelayanan ruhani di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
D. Landasan Teori
a. Tinjauan tentang Manajemen pada Unit Bina Ruhani Islam
Rumah
sakit merupakan sebuah lembaga yang melakukan kegiatan tidak diruang hampa.
Dalam sejarah perkembangan rumah sakit terdapat interaksi antara linkungan
dengan keadaan rumah sakit. Perubahan-perubahan selalu terjadi pada masa lalu,
masa sekarang dan masa yang selalu merubah sistem manajemen rumah sakit.2
Ada beberapa pendapat
mengenai pengertian manajemen. Diantaranya terdapat dalam buku “Organisasi
Manajemen Rumah Sakit” menyimpulkan bahwa manajemen Rumah Sakit adalah manajemen ilmu yang dilaksanakan dalam
rangka mencapai tujuan Rumah Sakit, adapun tujuan Rumah Sakit seperti berikut
ini ;
1). Menyiapkan sumber daya,
2). Mengevaluasi efektivitas,
3). Mengatur pemakaian pelayanan,
4). Efisiensi,
5). Kualitas.3
Sedangkan
menurut George R Terry, dalam bukunya “Asas-asas Manajemen” dengan alih bahasa
Winardi. Maksud pembahasan dalam buku
ini akan digunakan sebagai berikut :
Manajemen
merupakan sebuah proses yang khas, terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan, yang dilakukan untuk menemukan
serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalu pemanfaatan Sumber
Daya Manusia serta sumber-sumber yang lain.4
Jadi, Unit Bina Ruhani Islam di RS
Muhammadiyah Yogyakarta merupakan unit yang berfungsi untuk memberikan santunan
ruhani baik pasien, pegawai maupun masyarakat/sosial. Unit Bina Ruhani islam
termasuk dalam struktur rumah sakit, dan Unit tersebut Sebagai penunjang
seluruh kegiatan.
Jadi manajemen adalah suatu kegiatan
pelaksanaan meliputi input, proses, dan output yang terdiri dari
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan
dalam rangka untuk mencapai tujuan bersama, melalui pemanfaatan sumber daya
yang ada. Khususnya Pada Unit Bina Ruhani Islam di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta.
b. Tinjauan tentang manajemen pelayanan ruhani.
Pelayanan
ruhani, berasal dari kata pelayan dan ruhani. Kata pelayanan berarti cara
melayani. Dalam kata melayani mempunyai arti mengurus apa saja yang diperlukan
seseorang atau orang lain,5 sedangkan Ruhani berarti yang
berhubungan dengan Ruh. Pelayanan Ruhani yang dimaksud dalam Penelitian ini
ialah mengenai cara melayani dalam bidang ruhani yang lebih terarah pada
makanan ruhani, yang berguna bagi jiwa untuk memperteguh Iman dan Kepercayaan
kepada Zat yang Maha Kuasa, Allah, seperti wejangan keagamaan;6
Dalam penelitian ini adalah pembinaan Terhadap pasien pada Unit Bina Ruhani
Islam.
Pelayanan
adalah kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau kegiatan Yang bersifat
jasa. Perananannya akan lebih besar dan bersifat menentukan manakala ada
kegiatan-kegiatan jasa dimasyarakat itu terdapat kompetisi dalam usaha merebut
pasaran atau langganan.7
Jadi
tinjauan tentang manajemen pelayanan ruhani adalah manajemen yang mengatur dan
mengendalikan proses layanan yang berguna bagi jiwa untuk memperteguh Iman dan
Kepercayaan kepada zat yang Maha Kuasa, Allah, seperti wejangan keagamaan, dan
lainnya yang dapat dilakukan oleh pihak Bina Ruhani Islam terhadap pasien di RS
PKU Muhammadiyah Yoygakarta.
b. Analisis SWOT
Dalam pembahasan ini peneliti menggunakan
analisis SWOT. Yaitu untuk mengetahui
hasil dari penerapan manajemen pada Unit Bina Ruhani Islam dalam
memberikan pelayanan ruhani di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Yaitu penelitian
terhadap suatu peristiwa untuk diketahui sebab – musababnya, duduk perkaranya,
atau prosesnya.8 SWOT adalah adalah singkatan dari Kekuatan
(Strengths) dan Kelemahan (Weakness) serta Peluang (Oppurtinity) dan Ancaman
(Threaths).9
jadi, dalam analisis
penelitian ini adalah membahas mengenai penerapan manajemen pada Unit Bina
Ruhani Islam yang meliputi perencanaan, pengoragnisasisan menggerakkan dan
pengawasan dalam memberikan pelayanan Ruhani Islam terhadap pasien di RS PKU
Muhammadiyah Kota Yogyakarta, yang kemudian dilihat dalam persfektif analisis
SWOT.
E. Metode
Penelitian
Dalam penelitian
peneliti mengggunakan metode penelitian kulaitatif yang bersifat deskriptif.
Adapun lokasi yang dijadikan objek Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kota
Yoygakarta.
1. Subjek dan Objek
Penelitian
Subjek penelitian
tentunya Karyawan-karyawati, pasien dan Rohaniawan-rohaniawati yang ada dirumah
sakit PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta. Sedangkan obyek penelitian adalah
tentang manajemen Unit Bina Ruhani Islam dalam memberikan pelayanan rohani yang
terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, Penggerakan dan pengawasan dalam bagian
pelaksanaan pelayanan ruhani terhadap pasien, yang kemudian dilihat dalam
persfektif SWOT.
Hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui objek dan subjek penelitian agar dalam
pengumpulan data lebih terarah mengenai sumber informasi.
2. Teknik pengumpulan data
Untuk mendukung
kelancaran tugas pengumpulan data maka diperlukan teknik yang tepat. Teknik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;
a. Wawancara
Wawancara adalah
merupakan sebuah percakapan antara dua orang atau lebih, yang pertanyaannya
diajukan oleh peneliti kepada subjek atau sekelompok subyek penelitian untuk
dijawab.10
Metode wawancara ini
peneliti gunakan untuk mendapatkan informasi penelitian penerapan manajemen
pada Unit Bina Ruhani Islam PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta dalam memberikan
pelayanan ruhani dalam pelaksanaan kegiatannya.
b. Observasi
Observasi adalah
serangkaian pengamatan terhadap gejala-gejala yang menjadi objek penelitian
secara sistematis, sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian menggunakan
obserpasi tak berstruktur. Observasi tak berstruktur ialah observasi yang tidak
hanya sekedar melaporkan peristiwa tetapi merangkum, mensistematiskan dan
menyederhanakan reperesentasi peristiwa.11
Jadi, dengan metode
observasi peneliti bisa meneliti kelapangan dengan teknis yang telah
dipersiapkan. Untuk terjun langsung kelapangan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah
mencari hal-hal atau variabel-variabel yang berupa catatan transkip, notulen
rapat dan lain-lain.12 jadi, dengan metode ini peneliti mudah
mengarsipkan baik dalam bentuk file maupun identitas yang lain dijadikan
pembantu penguatan analisis data yang akuntabel.
3. Teknis analisis data
Teknis analisis data
adalah penelitian kualitatif adalah pendekatan sistematis dan subyektif untuk
menjelaskan pengalaman hidup dan memberikan makna atasnya.13 Dengan
pendekatan lebih melakukan relasi terhadap karyawan-karyawati.
Rohaniawan-rohaniawati, dan pasien. Sepaling tidak memudahkan untuk mendapatkan
konsepsi kondisi Unit Bina Ruhani Islam di PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta.
Daftar
Pustaka
21Laksono
Trisnanto, Aspek Strategi Manajemen Rumah Sakit Antara Misi sosial Dan Tekanan
Pasar (Yogyakarta: ANDI,2005), hlm, v.
3Boy S
Sabarguna, Organisasi Manajemen Rumah Sakit (Yogyakarta: Konsorsium Rumah Sakit
Islam Jateng-DIY, 2003), hlm, 19.
4Winardi,
Asas-asas Manajemen Dakwah (Yogyakarta: Al Amin dan IKFA, 1996), hlm, 35.
5Peter
Salim, Yenny Salim, Op.Cit. hlm 841-842.
6J.S.
Badudu. Sutan Mohammad Zein, Op. Cit. Hlm. 1174-1175.
7Moenir,
Op. Cit. Hlm.
8Ibid, hlm.
64.
9Pearce
Robinson. Manajemen Strategik Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian, Jilid
1 (Jakarta : Binarupa aksara. 1997) hlm. 229.
10Nur Syam,
metodologi penelitian Dakwah, Sketsa Pemikiran Pengembangan Ilmu Dakwah (Solo:
Ramadhani, 1991), hlm. 130.
11Ibid, hlm.
108.
12Sudarwan
Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif (Bandung : Pustaka Setia, 2002), hlm. 131.
13Masri
Singarimbun, Metodologi Penelitian Surpey (Jakarta: PT Pustaka LP3ES, 1986),
hlm 51.
0 komentar:
Posting Komentar