A. Momentum
munculnya gerakan
Pengunduran diri kepemimpinan orde baru tanggal 21
mei 1998. Merupakan momentum bagi tumbuh dan berkembangnya benih-benih
demokrasi diindonesia. Target yang menjadi utama adalah dominasi pergerakan mahasiswa
di Riau pada waktu yang bersamaan juga ikut andil didalamnya.
Sejarah pergerakan mahasiswa di Riau masa orde baru
sebelumnya sudah ada. Setidaknya gerakan mahasiswa Riau dapat dibagi dalam tiga
tahap :
1.
Aksi
mahasiswa Riau tetap menyatu dalam satu komponen yang dimulai sejak tahun 1996
dalam satu forum Kesatuan Aksi Mahasiswa Riau (KAMRI). Tahun 1997 berubah
menjadi Kesatuan Aksi Mahasiswa Riau (KAMAR). KAMRI dan KAMAR terdiri dari
Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT) UNRI (Universitas Riau), Universitas
Islam Riau (UIR), dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN), sekarang berubah
menjadi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Qasim (UIN SUSKA). Pada awalnya
menyatu pada satu isu dan kelompok perjuangan (pergerakan) dan berakhir pada
tanggal 4 juni 1998.
Kemudian gerakan
mahasiswa ini mulai merespon isu-isu politik pada tingkat lokal yang menyatu
dalam suatu gerakan yang diberi nama Forum Mahasiswa Untuk Reformasi (FORMASI).
Aksi FORMASI yang dilakukan selama tiga hari berturut-turut, yakni tanggal 2-4
juni 1998 dengan menduduki gedung DPRD provinsi Riau. Tuntutan FORMASI, yakni
agar kasus Soeripto, paris Ginting, Oesman efendi Affan dituntaskan.1
Gerakan FORMASI disusupi oleh sekelompok oknum mahasiswa yang menjarah
barang-barang pada gedung DPRD provinsi Riau sehingga aktivis IAIN menarik diri
dari aksi tersebut.2
2.
Aksi
mahasiswa sudah terpolarisasi kepada beberapa kelompok dengan mengatasnamakan
kampus masing-masing sebagai institusi perjuangan. IAIN dalam aksinya muncul
dalam wadah Forum Reformasi Mahasiswa IAIN SUSQA (FORMIS), UNRI dengan Aliansi
Mahasiswa Peduli Reformasi (AMPER), dan UIR dengan Daulah Mahasiswa.
3. Aksi
mahasiswa sudah semakin terpolarisasi kepada kelompok. Kelompok kecil dengan
mengatasnamakan fakultas, jurusan, kelompok diskusi, organisasi ekstra maupun
intra kampus dan lain sebagainya.
Universitas Riau (UNRI)
bdp.faperika.unri.ac.id
UIN SUSKA RIAU
danitheking.blogspot.com -
UIR RIAU
kelilingriau.blogspot.com
Catatan
Kaki :
1Soeripto ketika itu Gubernur Riau periode 1993-1998. Paris Ginting adalah orang kepercayaan Soeripto dan menjabat kepala Direktorat social dan politik yang selalu memecah belah gerakan, sehingga timbul kebencian mahasiswa terhadap sepak terjang duet ini. Oesman Efendi Affan adalah walikota pekanbaru dan terkait kasus peremajaan pasar pusat pekanbaru yang ditentang oleh para pedagang yang terkena kebijakan tersebut. Ia dianggap melakukan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, dalam proyek peremajaan tersebut.
2yang melakukan penjarahan ketika itu adalah oknum mahasiswa UNRI yang selalu disebut dengan sekelompok “preman kantin”. Sebagian besar mereka adalah mahasiswa FISIP dikampus Gobah jalan Pattimura. Mereka bergerak bukan berangkat dari kesadaran yang sama namun lebih pada kepentingan pragmatis. Inilah cikal-bakal berdirinya Gabungan Aksi Mahasiswa dan Alumni Riau (GAMARI). Dari aksi yang dilakukan, menurut sebagian mahasiswa mereka ini bekerja atas intruksi Kaditsospol provinsi Riau, Paris Ginting yang tidak menginginkan gerakan mahasiswa solid dan meluas. Akibat penjarahan tersebut, gerakan mahasiswa di Riau terpolarisasi. Inilah awal mula terjadinya perpecahan aksi mahasiswa di Riau. Puncaknya adalah aksi AGAMIS yang membakar koperasi GAMARI dan Fin (semacam permainan judi ketangkasan, pen). Yang di Back-up oleh GAMARI tanggal 4 November 1999. Faktor lain pecahnya gerakan di Riau adalah skandal 20 juta dimana sekelompok mahasiswa SMPT UNRI melakukan kunjungan dan diskusi di Batam. Yang dananya berasal dari Pemda Riau. Lihat Hendri Sayuti dan Repol, Ibid. Hal, 9-10. Periksa juga jhony Setiawan Mundung dalam Repol, Ibid. Hal, 77-79.
3.Ibid.
Hery Suryadi “Bersatu Dalam Gerak Perjuangan (Gerakan Riau Merdeka)”. Hal 82-85
0 komentar:
Posting Komentar