Kebiasaan masyarakat secara umum istilah cek dikenal dengan cek rekening Bank, Perusahaan, Pembayaran, Penjualan dan lain-lain. Namun, istilah cek-ricek juga menjadi kebiasaan masyarakat kampus hari ini. Dimulai dari cek Dosen, cek Absen dan lain-lain.
Pengaktualisasian kebiasaan yang sama, antara cek-ricek untuk kepentingan secara ekonomi, tentu harus dikritik. Jika, niat proses belajar dijadikan cek-ricek. Maka, ini adalah sebuah kemunduran dari kaum intelektual itu sendiri.
Sadar atau tidak sadar, kuliah bukanlah ajang cek-ricek. Tapi, bagaimana situasi dan kondisi dikampus dijadikan ajang alamiah maupun ilmiah. Karena ini merupakan tuntutan mutlak bagi kaum intelektual itu sendiri.
Kondisi buruh, tentu tidak punya waktu untuk berdiskusi dan berdebat terlalu lama dibandingkan masyarakat kampus (intelektual).
Kondisi tani, tentu ada kemiripan dengan kondisi buruh, mereka harus disiplin waktu. Untuk bekerja menafkahi keluarga dan sebagainya. (Nothing penggusuran)
Nah, kondisi Mahasiswa mempunyai money (kiriman dari orang tua), tentu tidak perlu mencari money. Karena sudah memiliki modal untuk kehidupan kesehariannya dikost-kostan.
Kaum intelektual Mahasiswa================satu-satunya memiliki kata Maha, hanya ada pada falsafah Pancasila, "Ketuhanan Yang Maha Esa".
Apakah pantas aktivitas perkuliahan dijadikan cek-ricek ? cek Absen & cek Dosen.
......Selamat Merefleksi.....
Renungkan & Fikirkan
0 komentar:
Posting Komentar