Refleksi 2014 "My Country Indonesia"


Pesta kembang api menjadi simbol bagi pergantian tahun baru yang dirayakan hampir semua orang indonesia bahkan seluruh dunia. Sebagai tanda menyambut tahun yang akan datang. namun, terlepas dari hal itu banyak perihal penting yang menjadi refleksi ditahun baru 2014 yang seharusnya mereka tahu. Pertama, Penggusuran dan Perampasan Lahan. Kedua, Naiknya Harga Barang. Ketiga, proyeksi Free Trade.

Penggusuran dan perampasan lahan memang tidak pernah usai untuk diliput oleh media. Kasus yang terjadi di Suku Anak Dalam Jambi beberapa minggu yang lalu pengusiran mereka dan keluarganya secara paksa dari lahannya. Kulon Progo bercokolnya PT JMI Magasa Iron yang mengancam pertanian serta kehidupan masyarakat yang ada dipesisir Kulon Progo. Banjar negara dengan HGU PT Pakisadji Banyumas yang telah habis masa kontraknya 2011. Namun, setela h diduduki oleh masyarakat yang ada disana sekitar 22 Tahun yang lalu. Ketika, ingin dijadikan hak milik oleh warga dipersulit oleh pemerintah daerah. Tentunya, penggusuran dan perampasan lahan yang terjadi menjadi cerminan kondisi realitas yang tidak berpihak pada kedaulatan rakyat terus saja dipinggirkan.

Gas elpiji 12 kg yang naik dengan harga Rp 130,000,-. Kebijakan BPJS yang baru saja digulirkan, MP3EI laksana disajikan seperti makanan yang akan diproyeksikan dipenjuru pulau yang ada diindonesia. Kemudian, banyak problematika yang nantinya merongrong ditahun 2014. Khususnya di Indonesia.

Salah satu persoalan yang harus menjadi refleksi kita bersama bahwa Indonesia masih tersangkut Hutang Nov 2013. 2354,54 Triliun terus Naik (34,26) Persen. Total Aset 18% dikuasai oleh asing. Dibidang Perbankan 50% juga dikuasai oleh asing. Kekayaan Migas 75% dikuasai oleh asing. Telekomunikasi 70% dikelola oleh asing. .Kekayaan Emas dan tembaga 85% dikuasai asing. Serta Kemiskinan 65 Juta jiwa yang masih diterpa kelaparan dan tidak punya tempat tinggal dan pekerjaan. APBN -P- 1,726,19 Triliun (yang diperuntukkan belanja birokrasi pemerintah). Ditahu 2004-2013 saja tidak bisa kita lupakan bahwa 618 Konflik masalah pertanaham yang ada diindonesia dengan lahan yang digusur seluas 2,399.31449 Hektar. Kemudian membuat para petani dijadikan Korban sebanyak 731,342 KK. Ada yang 366 orang Luka ringan. Kemudian, 63 orang Luka berat. Setelah itu juga terjadi Penyusutan keluarga tani. 31,17 Juta (2003) menjadi 26,13 Juta (2013)= 500 KK pertahun. Ini menunjukkan bahwa Indonesia akan dipaksakan untuk dijadikan negara basis industrial yang sengaja menghilangkan identitas kedaulatan rakyat baik buruh, petani dan elemen masyarakat lainnya. Persoalan didunia pendidikan juga tidak lepas terbersit dari telinga kita semua dengan ditetapkan kebijakan UU PT (undang-undang Perguruan Tinggi) yang berujung privatisasi dan liberalisasi dunia pendidikan. MEA yang dicanangkan 2015. Serta WTO dan Apec yang baru saja diadakan pertemuan dibali beberapa bulan yang lalu. Berangkat dari realitas yang ada mengharuskan kita untuk melakukan Refleksi atas penggesuran penindasan yang terjadi ditahun 2013 yang lalu. Ada perihal penting yang menjadi tombak untuk menutup kran penindasan ini terjadi. Hanya ada satu kata “LAWAN”. Lawan yang dituangkan dalam bentuk teoritik ke praksis social. “Hidup kaum Intelektual yang Berlawan ……….!!!! 

0 komentar:

Posting Komentar