Akibat Kesetiakawanan Berlebihan



Pagi itu,.. Tepatnya jam 08:00 WIB,.. bel berbunyi menandakan tandanya masuk bagi siswa dan siswi Yayasan Nurul Mubtadiin. Meskipun bel telah berbunyi. Namun, keadaan sekolah tetap saja seperti biasa. Padahal hari itu merupakan ujian kenaikan kelas. Terlihat mereka santai, rileks seperti tidak ada kejadian yang berlaku. Demikian halnya dengan guru-guruku, mereka sibuk dengan pekerjaan mereka.

Ada yang mempersiapkan teks ujian dan ada juga yang mengurusi anaknya. Nah,.. timbul pertanyaan kita, kok guru-guruku yang sibuk, ada apa sebenarnya dibalik itu semua. Detik demi detik berlalu, keluarlah dari sosok pintu kantor seorang ibu guru yang jarang sekali masuk dikelasku. Dan ternyata gak seperti biasanya ibu guru itu langsung masuk dikelasku (sebut saja kelasku itu kelas XI Aliyah Nurul Mubtadiin) dan beliau langsung duduk. Setelah itu ketua kelasku langsung mengambil tempat untuk menyiapkan seluruh siswa pada hari itu.” Seraya berkata”. Takzimussalam”, lalu teman-temanku dengan serempak menjawab, “Asalamu’alaikum warah matullahi wabarakatuhhh”. Lalu ibu guruku menjawab “ wa’alaikumsalam Wr.Wb”. Para sisiwa-siswipun langsung duduk dan terdiam sejenak, dan ibu ibu gurupun tidak banyak cerita lagi langsung membuka teks ujian matematika dan kertas buram. Iapun langsung memberikan soal-soal itu kepada seluruh siswa-siswi kelasku. Angka jam telah menunjukkan 08:00 WIB berarti sudah berlalu dua menit, siswa-sisiwipun langsung membaca soalnya tapi anehnya ada juga yang masih santai. Tiba-tiba ibu guru itupun keluar sebentar. Mungkin saja ada keperluan. Namun, anehnya hpnya ia tinggalkan dan beliau letak diatas meja dan ditegakkan. Seluruh siswa-siswi belum tahu rahasia apa yang disembunyikan ibu guru itu. Ternyata setelah ibu keluar siswa-siswi itu mulai ribut kembali. Ternyata mereka ujiannnya saling diskusi dan saling mencontek satu sama lain. Akhirnya ibu gurukupun dari luar merasa curiga kok siswa-sisiwinya yang masuk itu ribut. Padahal tadi biasa-biasa saja. Beliaupun tidak menunggu waktu lama masuk lagi kekelasku. Siswa-siswa awalnya ribut setelah melihat ibu guruku masuk. Cepat-cepat duduk dengan rapi dan pura-pura mengisi soal. Cuman ada temanku yang tidak hati-hati (sebut saja namanya Rian) dia masih saja sibuk dan berdiri. Lalu ibu guruku itu menegurnya, seraya berkata: apa itu rian, mencontek yeaa. Rianpun menjawab dengan gugup sekali,“tidaklah buk”, cuman gak enak bu’ duduk terus. Capek. Dan juga seto temanku juga ditegur oleh ibu guruku,”seto ngapain itu?” seto menjawab: “ini bu’ marwan mukul kami bu.” Teman-temanku satu kelas semua tertawa mendengar penjelasan dari seto. Lalu ibu guru itupun berkata lagi yaa sudahlanh cepat-cepat diisi karena sebentar lagi waktunya mau habis, lalu teman-temanku menjawab,” mak aiii, bu’ kami belum siap lagi bu’. Ibu guruku itupun tidak ambil pusing tentang omelan teman-temanku dan iapun keluar lagi. Namun, dihati buguruku itu sudah curiga dengan kelakuan teman-temanku tadi. Tapi, ia belum ambil pusing tentang itu. Anehnya hpnya tetap tidak dibawa. Kecurigaan itu memang sudah tampak pada roman muka ibu guruku itu. Soalnya ia memeriksa kertas yang ditulis pada kertas buram. Mungkin bisa dikatakanlah yang mencoret kertas buram cuman stu tiga orang saja yang mencoretnya. Mungkin ini yang membuat ia tambah curiga. Seperti biasanya, kalau ibu guruku tidak ada mereka bereaksi lagi, lalu ibu gurukupun masuk lagi. Membuat kami terkejut, semuanya. Tapi aku teman-temanku cepat-cepat dalam keadaan siap. Tapi, cuman si Rian temanku tetap ceroboh. Sehingga ibu guru dalam keadaan diam dan mukanya merah padam langsung mengambil lembar jawaban si Rian terus juga seto temanku si Yati. Akhirnya mereka berterus terang bahwa mereka belum siap menyalinnya baru dikasi tanda titik saja pada kolom ABCnya. Tapi, ibu guruku itu tetap bersikap keras pada pendiriannya dan berkata “ siapa menyuruh kalian mencontek,” lalu, teman-temanku yang tertangkap basah gelisah dan resah tidak tentu arah. Mereka tetap bersikap keras juga kepengen lembar jawaban dikembalikan. Detik demi detik berlalu terdengarlah suara bel dari arah kantor. Menandakan waktu ujian sudah habis. Namun keadaan kelas XI tetap saja ricuh karena masalah tadi yang belum selesai. Akhirnya temanku si rian mengambil langkah bijaksan auntuk menyelesaikannya dikantor. Namun teman-temanku yang tidak tertangkap basah tidak setuju kalau si rian menyelesaikannya dikantor dan mereka bersama-sama,” wahhh,..ini bisa gawat yan,..kalau kamu menyelesaikannnya dikantor. Pasti kami semua kena getahnya juga,..” rianpun menjawab: “ pokoknya saya tidak mau tahu, pokonya saya harus ambil jalan ini. Nyatanya kaliankan juga menyontek saya jugakan.” Bima pun dengan badan yang gemuk dan gagah berkata,” lhoo,.. siapa mencontek kamu,..yeaa kalau kamu dapat masalah kamu aja yang nyelesain sendiri, gak usah melibatkan orang lain.” Akhirnya sirianpun tidak ambil pusing tentang bantahan si bima tadi dan pergi kekantor. Menjumpai kepala sekolah melaporkan halnya yang sebenarnya terjadi. Ia memberitahukan kepada kepala sekolah. Akhirnya kepala sekolah mengambil keputusan dan berkata kepada sirian:” bilang saja sama teman-teman kamu dan juga termasuk kamu-kamu ini matematika ujian ulang.” Kemudian sirianpun sama teman-temannya itu keluar dari kantor dengan kaki gontai tidak berdaya. Kayak orang tidak makan sehari dan memberi pengumuman / memberitahukan kepada seluruh anak murid XI dinyatakan ujian ulang matematika. Akhirnya aksi protespun terjadi lagi antara bima dan rian, tapi syukurnya mereka tidak berkelahi. Mau cari jalan lainpun nasi udah menjadi bubur. ternyata rahasia hp baru terbomgkar setelah ibu guruku mengaktifkan video klip sebagai alat bukti. Apakah siswa – siswinya benar-benar menyontek. Begitulah akibat kesetiakawan yang berlebihan. Kita boleh setia kawan tapi harus diletakkan pada temapatnya. Bukan berarti dalam ujian harus setia juga,.. kalau diartikan sesungguhnya itulah yang menjerumuskan kawan supaya bodoh. Saya sebagai penulis mengingatkan hati-hati dengan kesetiakawan, letaklah pada tempatnya. Semoga pembaca semua terhibur dengan cerpen pendek saya mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita semua,..amiieennnn. Kejadian 20 – juni -2009 Nurul mubtadiin.

0 komentar:

Posting Komentar