Konflik Sampang Bukan Soal Sunni dan Syiah

JAKARTA--Menteri Agama Suryadharma Ali menegaskan bahwa konflik yang terjadi Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur bukan pertikaian antarkelompok Sunni dan Syiah seperti yang diberitakan media massa belakangan ini. Menurutnya itu adalah pertikaian masalah pribadi antara dua tokoh di wilayah tersebut.

"Bukan konflik aliran Sunni dan Syiah tapi akarnya adalah keluarga Tajul Muluk dan Rois kakak beradik kandung," ujar Suryadharma dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (28/8). Konflik pribadi Tajul dan Rois ini yang, kata dia, tidak selesai sehingga meluas menjadi konflik warga karena keduanya memiliki pengikutnya masing-masing. Namun, Suryadharma tidak menjelaskan bentuk masalah pribadi dua tokoh di Sampang tersebut. "Jadi ini tidak berdasarkan pemahaman keagamaan mereka masing masing. Oleh karena itu saya mohon kepada media untuk memberitakan bahwa ini adalah semata mata konflik keluarga," tuturnya. Sementara itu terkait perkembangan penanganan paska kericuhan di Sampang, tutur Suryadharma, saat ini pemerintah masih rutin memberikan bantuan akomodasi terhadap sekitar 220 warga yang mengungsi di Gedung Olahraga Sampang. Terutama solusi bagi anak-anak yang saat ini masih harus masuk sekolah. "Penyelesaian jangka panjang mencari tahu mengenai kecenderungan dari masyarakat yang mengungsi apakah akan kembali atau meminta dipindahkan ke tempat lain. Ketika bertemu dengan ibundanya Tajul Muluk dan Rois, beliau mengatakan ingin pindah ke tempat lain," papar Suryadharma. Saat ini, bersama Gubernur Jawa Timur sedang turun ke wilayah pengungsian untuk mengetahui keinginan warga pengungsi. Meski belum mengetahui keinginan seluruhnya dari warga, pemerintah akan tetap membantu memenuhi kebutuhan mereka selama di pengungsian. "Nanti akan dibangun juga dialog sehingga ada penyelesaian konflik keluarga. Akan diupayakan tokoh masyarakat dan agama untuk membangun dialog antara kedua pengikut sehingga bisa dibangun rekonsiliasi antara kedua orang ini dan kalau bisa rekonsiliasi pengikutnya,"pungkasnya.(flo/jpnn) 

0 komentar:

Posting Komentar